Yuk Mengenal Puisi – Sekedar intermezzo saja. Kalian sudah pasti tau kan, apa itu puisi.
Pengertian Puisi.
Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang terikat sekaligus menekankan pada penggunaan majas (gaya bahasa), rima, sajak dan lain sebagainya. Badan puisi terdiri atas beberapa bait (lebih dari satu tentunya) dan di dalam bait tersebut terdiri atas beberapa baris (kalimat).
Berdasarkan periode dan waktu puisi dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu puisi lama dan puisi baru. Secara singkat, puisi lama itu ‘wajib’ terikat pada beberapa aturan di atas (dengan kata lain karakternya lebih kaku), sedangkan puisi baru itu sifatnya lebih bebas dan fleksibel seolah-olah tidak begitu terikat sesuai dengan buah pemikiran yang muncul dari si penciptanya.
Unsur Interinsik dan Ekstrinsik Puisi.
Berdasarkan dalam unsur pembentukan puisi (karya sastra secara garis besar) itu sendiri terdapat dua jenis unsur yang mendukungnya, antara lain yaitu unsur intrinsik (dalam) dan ekstrinsik (luar).
Unsur-unsur intrinsik tadi terdiri atas tema; alur; setting/ latar waktu, tempat dan suasana; majas; sudut pandang (perspektif) dan amanat.
Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik terdiri atas latar belakang pengarang/ pencipta; kondisi sosial masyarakat pada saat karya diciptakan; pandangan hidup pengarang/ pencipta; nilai religi/ agama; nilai moral/ budi pekerti; nilai sosial dan nilai budaya.
Contoh Puisi Singkat.
Nah berikut ini adalah beberapa contoh puisi yang telah kami temukan, agar semakin memudahkan pemahaman kita semua.
Puisi “Aku ingin”.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan yang menjadikannya tiada
(Sapardi Djoko Damono)
Puisi “Senjataku”.
Bukan senapang selalu kubawa,
Bukan pedang tajam mengkilat,
Bukan pistol dipinggang terikat,
Tetapi sesuatu
Erat terselip di dalam dada.
Bukanlah pelor bagai bekalku,
Bukan granat di dalam tangan,
Bukan pisau di dalam saku,
Tetapi sesuatu
Sanggup meruntuh memusnahkan lawan.
Hatiku berani, siap sedia,
Senjata dala selalu kubawa.
Tetap temanku dalam bertempur
Bersama jiwaku ia ‘kan lebur.
(Sabarjati)
Puisi “Panggilan Syahid”.
Terompet berbunyi gegap gempita,
ditiup pahlawan prajurit Ibu
Di sana sini pemudi pemuda
di tiap dusun kampung dan liku,
Mereka bersap, bersatu jika,
Dengan itikad yang tunggal satu
sampai kiamat tetap merdeka,
Atau musnah menjadi abu
Pahlawan Tanah Bunda,
Di sampingmu tegak kebenaran
Gempur terus si pendurhaka,
Tewasmu atas jaminan Tuhan,
Bidadari yang indah jelita,
Sedangkan namamu gilang gemerlapan,
Dikenangi masa ke masa
(Fauzi H.)
Puisi “Gunung Berapi”.
Panas pijar perut gunung!
Sekali-sekali terasa gempa
Suara gemuruh meningkah kilat!
Lidah api menjilat-jilat
dalam gumpalan asam hitam
nan mengawang ke angkasa,
penaka asap dupa raksasa!
Bilakah gunung meletus
Membelah bumi, memperdahsyat arus?
Bilakah gunung meletus?
menyembur batu bernyala,
membakar Phoenix Unggas Dewata
agar ia menjelma dengan jayanya
di persada Indonesia.
Banjir lahar mungkin meluap,
Lahar darah nan merah membakar!
Puisi “Bunga Revolusi”.
Wahai binga beraneka warna,
Bunga segara,
Bunga majapada,
Bunga angkasa,
janganlah kau berjarak-jarak,
berserak-serak, berarak-arak,
Janganlah kau menyangka,
Lebih bersorak, lebih bersemarak,
lebih bercorak, lebih bersemarak,
lebih semerbak, lebih lunak,
Karena wahai bunga,
kalau kau berpisah-pisah,
berpecah-belah,
kau akan dipetik si bedebah,
dijadikan bunga sampah.
Oleh sebab itu, wahai bunga,
jangan pandang warna-warni,
jangan pandang bau wangi,
jadilah semua,
bunga revolusi,
bunga bangsa,
bunga merdeka.
(Poetera)
Sekian untuk pembahasan mengenai Pengertian puisi dan contoh puisi kali ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Stay tune! ^_^.